BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
A. Konsep Blended Learning
Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata
yaitu blended dan learning. Kata blend berarti “campuran,
bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik”, (Collins Dictionary
dalam Rusman 2013: 242). Sedangkan laerning memiliki makna umum yakni
belajar, dengan demikian sepintas mengandung unsur pencampuran atau
penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.
Mainnen dalam Rusman (2013: 243), menyebutkan “blended learning mempunyai
beberapa alternatif nama yaitu mixed learning, hybrid learning, blended
blended e-learning, dan melted learning (Bahasa Finlandia).
Menurut Zhao dalam Rusman (2013: 244), “blended laerning sebagai
kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran
elektronik atau blended learning. Menggabungkan aspek blended
e-learning seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi
audio synkronous, dan asynkoronous dengan pembelajaran tradisional tatap muka”.
Pendapat lain dari Bonk dan Graham dalam Rusman (2013: 244), “blended
learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan mengajar dan
belajar: sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran,
yang menekankan peran pusat teknologi berbasis komputer dalam blended
learning”.
Dapat disimpulkan, secara sederhana blended learning dikatakan
kombinasi atau penggabungan dari berbagai aspek antara lainpembelajaran
berbasis web, video streaming, audio, dan komunikasi dengan sistem pembelajaran
yang tradisional dan termasuk juga metode, teori belajar, dan dimensi
pedagogik.
B. Karakteristik Blended Learning
Menurut Sharpen dalam Rusman (2013:245), karakteristik blended learning,
pertama ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama
garis tradisional sebagian besar, melalui institusional pendukung lingkungan
belajar virtual. Kedua, transformatif tingkat praktik pembelajaran didukung
oleh rancangan pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai
mendalam. Ketiga, pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung
pembelajaran.
Penerapan suatu model pembelajaran harus berdasarkan teori belajar yang
cocok untuk proses pembelajaran agar kelangsungan proses tersebut dapat sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Karena model ini adalah model pembelajaran
campuran maka teori yang digunakan pun terdiri dari berbagai teori belajar yang
dikemukakan oleh beberapa para ahli dengan disesuaikan situasi dan kondisi
peserta belajar dan institusi yang digunakan. Teori yang dimaksud yaitu teori
belajar konstruktivisme dari Piaget, teori kognitif dari Bruner, Gagne, dan
Blooms, serta teori lingkungan belajar sosial dari Vygtsky.
C. Penerapan Blended e-Leraning
Blended e-learning kini
banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Jika dikaji secara terminologis maka blended e-learning menekankan pada
penggunaan internet seperti pendapat Rosenberg dalam Rusman (2013: 249),
menekankan bahwaa blended e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet
untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Lebih lanjutnya, Onno W. Purbo dalam Rusman (2013:249) bahwa “e”
singkatan dari elektronik untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung
usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, intranet,
satelit, tape audio/video, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik
yang digunakan pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama maupun pada
waktu yang berbeda.
Materi pengajaran dan pembelajarn yang disampaikan melalui media ini
mempunyai teks, gambar, animasi, simulasi, audio, dan video. Ia juga
menyediakan kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional
dalam bidangnya. Dalam pembelajaran blended e-learning fokus utamanya
adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk
pembelajarannya. Suasana pembelajarannya akan memaksa pelajar untuk memainkan
peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.
D. Prosedur Blended Learning dalam
Pembelajaran
Blended leaarning dapat
digunakan untuk pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh. Model yang bisa
digunakan untuk pembelajaran jarak jauh adalah model blended learninng. Model
blended learninng merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan
pembelajaran yaitu pembelajaran conventinal berupa tatap muka dan e-learning
yang berbasis internet. Proses pembelajarannya berupa keterpisahan, belajar
mandiri, dan layanan belajar atau tutorial.
Gagne dalam Rusman (2013: 259) mengemukakan belajar yang efektif itu
mempunyai beberap kriteri yaitu melibatka pembelajar dalam proses belajar,
mendorong munculnya keterampilan untuk belajar mandiri, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pembelajar, dan memberi motivasi untuk belajar
lebih lanjut.
Model pembelajaran blende learning, bisa menggunakan tutorial.
Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dari seseorang kepada orang
lain, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dalam konsep ini, tutorial
merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
dengan karakteristik yang berbeda seperti pendidik yang berfungsi sebagai
seorang fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA:
Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.