Sabtu, 30 April 2016

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN



BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
A.      Konsep Blended Learning
Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik”, (Collins Dictionary dalam Rusman 2013: 242). Sedangkan laerning memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung unsur pencampuran atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.
Mainnen dalam Rusman (2013: 243), menyebutkan “blended learning mempunyai beberapa alternatif nama yaitu mixed learning, hybrid learning, blended blended e-learning, dan melted learning (Bahasa Finlandia).
Menurut Zhao dalam Rusman (2013: 244), “blended laerning sebagai kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik atau blended learning. Menggabungkan aspek blended e-learning seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio synkronous, dan asynkoronous dengan pembelajaran tradisional tatap muka”. Pendapat lain dari Bonk dan Graham dalam Rusman (2013: 244), “blended learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan mengajar dan belajar: sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran pusat teknologi berbasis komputer dalam blended learning”.
Dapat disimpulkan, secara sederhana blended learning dikatakan kombinasi atau penggabungan dari berbagai aspek antara lainpembelajaran berbasis web, video streaming, audio, dan komunikasi dengan sistem pembelajaran yang tradisional dan termasuk juga metode, teori belajar, dan dimensi pedagogik.

B.       Karakteristik Blended Learning
Menurut Sharpen dalam Rusman (2013:245), karakteristik blended learning, pertama ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui institusional pendukung lingkungan belajar virtual. Kedua, transformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam. Ketiga, pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung pembelajaran.
Penerapan suatu model pembelajaran harus berdasarkan teori belajar yang cocok untuk proses pembelajaran agar kelangsungan proses tersebut dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Karena model ini adalah model pembelajaran campuran maka teori yang digunakan pun terdiri dari berbagai teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa para ahli dengan disesuaikan situasi dan kondisi peserta belajar dan institusi yang digunakan. Teori yang dimaksud yaitu teori belajar konstruktivisme dari Piaget, teori kognitif dari Bruner, Gagne, dan Blooms, serta teori lingkungan belajar sosial dari Vygtsky.  

C.      Penerapan Blended e-Leraning
Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Jika dikaji secara terminologis maka blended e-learning menekankan pada penggunaan internet seperti pendapat Rosenberg dalam Rusman (2013: 249), menekankan bahwaa blended e-learning  merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjutnya, Onno W. Purbo dalam Rusman (2013:249) bahwa “e” singkatan dari elektronik untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, intranet, satelit, tape audio/video, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama maupun pada waktu yang berbeda.
Materi pengajaran dan pembelajarn yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, gambar, animasi, simulasi, audio, dan video. Ia juga menyediakan kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional dalam bidangnya. Dalam pembelajaran blended e-learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajarannya akan memaksa pelajar untuk memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.

D.      Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran
Blended leaarning dapat digunakan untuk pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh. Model yang bisa digunakan untuk pembelajaran jarak jauh adalah model blended learninng. Model blended learninng merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran conventinal berupa tatap muka dan e-learning yang berbasis internet. Proses pembelajarannya berupa keterpisahan, belajar mandiri, dan layanan belajar atau tutorial.



Gagne dalam Rusman (2013: 259) mengemukakan belajar yang efektif itu mempunyai beberap kriteri yaitu melibatka pembelajar dalam proses belajar, mendorong munculnya keterampilan untuk belajar mandiri, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajar, dan memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Model pembelajaran blende learning, bisa menggunakan tutorial. Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dari seseorang kepada orang lain, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dalam konsep ini, tutorial merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan karakteristik yang berbeda seperti pendidik yang berfungsi sebagai seorang fasilitator.


DAFTAR PUSTAKA:
Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Senin, 18 April 2016

Tutorial Pot Bunga dari Sendok Plastik


PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI



PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO
A.      Konsep Media Pembelajaran
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan. Makanya media bisa digunakan dalam pembelajaran yang disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran serta merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelaajaran.
Manfaat dari media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah berikut ini.
1.        Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik.
2.        Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya.
3.        Metode pembelajaran akan lebih bervariasi.
4.        Peserta didik akan lebih banyak melakukan proses pembelajaran. 

B.       Pengertian dan Fungsi Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan. Jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman daari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya dirumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel, (Arsyad dalam Rusman, 2013:185). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengonversikannya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya dan video dari segi gambar bergeraknya. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya.
Effendy dalam Rusman (2013:185), mengemukakan televisi adalah media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen.
Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar, (Soerjokanto).
Fungsi televisi menurut Effendy dalam Rusman (2013:185), sebagai berikut ini.
1.        Fungsi Penerangan (The Infromation Function)
Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu:
a.         Immediacy (Kesegaran)
Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu berlangsung.
b.        Realism (Kenyataan)
Televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.
2.        Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Pemerintah Indonesia melalui Kemendiknas dan Pustekom telah meyiarkan TV-edukasi (TVe), yang selalu menyiarkan program-program pendidikan dan pembelajaran yang disiarkan secara teratur dan terprogram.
3.        Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Televisi berfungsi sebagai hiburan yang mana proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga diinterprestasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Agar pesan yag disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran perlu diperhatikan bebrapa faktor, yaitu:
a.         Pemirsa
Komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk media elektronik faktor pemiras perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebutuhan pemirssa, minat, meteri pesan, dan jam penayangan suatu acara.
b.        Waktu
Setelah komunikator mengetahui kebutuhan, minat, dan kebiasaan pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangannya. Pertimbangannya adaalah agar setiap acara yang ditayangkan dapat secara proposional diterima oleh khalayak atau sasaran yang dtuju.
c.         Durasi
Durasi berkaitaan dengan waktu, yaini jumlah menit setiap penayangan suatu acara. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan pemirsa terhadap suatu acara yang ingin ditontonnya.
d.        Metode Penayangan
Metode penyajian suatu acara berhubungan dengan daya tarik acara itu sendiri agar tidak menimbulkan kejenuhan pemirsa.

C.      Karakteristik Media Televisi
Karakteristik media televisi sebagai berikut ini.
1.        Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Media massa merupakan saluran atau media yang digunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Ciri-ciri komunikasi massa yaitu komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikator pada komunikasi masa melembaga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, dan komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.
Fungsi komunikasi massa menurut Yoseph R. Dominick. Pertama, dapat menggunakan perspektif seorang sosiolog dan meneropongnya melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi yang ditujukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat yang disebut makroanalisis. Kedua, atau sebaliknya dapat melihat melalui lensa close-up kepada secara perorangan dan meminta kepadanya agar memberikan laporan mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa dan ini dinamakan mikroanalisis.
2.        Televisi sebagai Media Elektronik
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Tujuan televisi menurut UU Penyiiaran Nomor 24 Tahun 1997, “penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepad Tuhan YME, memperkokoh persatuan dan kesatuan, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Fungsi televisi secara umum menurt UU penyiaran sebagai berikut ini.
a.         Media infromasi dan penerangan
b.        Media pendidikan dan hiburan
c.         Media untuk memperkuat ideologi, politik, politik, ekonomi, sosial budaya
d.        Media pertahanan dan keamanan
Manfaat televisi bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Manfaat pertama, bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi yang ditayangkan. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif yang berkaitan dengan karakter, sikap, dan emosi. Manfaat yang ketiga adalah bersifat psiikomotor yang berkaitan dengan keterampilan, tindakan, dan perilaku yang positif.
3.        Televisi sebagai Media Audio Visual
Media audio-visual yan dapat menampilkan suara sekaligus gambar. Komponen-komponen televisi sebagai media audio-visual sebagai berikut ini.
a.         Pemain (diri sendiri/performer, orang lainn/aktor/aktris)
b.        Set adalah lingkungan dimana pemain berada
c.         Properties adalah segala benda yang dapat dipindahkan untuk melengkapi set
d.        Lighting (pencahayaan)

D.      Konsep TV Pendidikan
Televisi pendidikan adalah penggunaanprogram video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa menyiarkan. Ciri-ciri dari televisi pendidikan sebagai berikut ini.
1. Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa.

2. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

3. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.

4. Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya.

      Klasifikasi siaran televisi yang mengandung pesan pendidikan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Siaran pendidikan sekolah dengan sasarannya yaitu para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan para mahasiswa sekolah tinggi yang mana acaranya mengacu kepada kurikulum tentunya akan memberikan pengaruh secara langsung kepada siswa.

b. Siaran pendidikan sepanjang massa, dengan acara yang dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan keseharian. Sasaran siaran ini adalah khalayak umum yang dibagi menurut tingkat tertentu.
TV-Edukasi atau sering disingkat dengan TV-E adalah sebuah stasiun televisi yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi dibidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Sasaran TV-E adalah peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA:
Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
(Online),(https://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/10/24/pengertian-televisi/,    diakses pada 17 April 2016).